12.26.2009

Mindset utama seorang Broker

Sebagai seorang Broker, Anda harus memiliki mindset yang tepat. Walaupun Anda telah menjalankan profesi ini bertahun-tahun, belum tentu Anda menyadari bahwa Anda adalah seorang Pengusaha.

Kenapa Pengusaha? karena seorang pengusaha selalu berusaha untuk mendapatkan nilai tambah dari komoditinya, walaupun komoditi Anda adalah informasi.

Jadi tanamkan kuat-kuat pada pikiran Anda bahwa ANDA ADALAH PENGUSAHA.

Sebagai seorang pengusaha Anda berhak untuk mengatur strategi, mengatur penawaran bahkan sampai dengan kepada siapa Anda akan menjual komoditi Anda.

Maka, jadikanlah Anda seorang Pengusaha yang sukses.
Apakah ciri-ciri pengusaha yang sukses?
  1. Mampu membaca komoditi yang akan terjual dengan cepat dengan harga tinggi (membaca kebutuhan pasar)
  2. Mampu untuk melobi dari pemilik komoditi untuk memperoleh harga serendah-rendahnya
  3. Mampu untuk mencari, menawarkan dan melobi komoditi Anda kepada calon pembeli potensial dengan harga terbaik.
  4. Mampu memprediksi dinamika perdagangan yang akan terjadi
  5. Berani mengambil keputusan dan segala konsekuensinya
  6. Memegang teguh perjanjian/komitmen bisnis dengan para relasi
Kiranya enam ciri-ciri tersebut sudah mencukupi untuk menjadikan Anda sukses sebagai seorang Broker (Baca : Pengusaha).

Bagaimana Anda sekarang?

12.08.2009

Arti Broker di mata awam


Broker??? Oh.... makelar ya?
Ekspresi dan respon seperti itulah yang banyak ditampilkan oleh orang awam bila mendengar kata makelar/calo.

Yup...jangan marah karena itulah yang terjadi. Profesi makelar/calo dianggap rendah dan dipakai sebagai profesi sampingan. Banyak yang salah kaprah dalam mengartikan kata tersebut termasuk kata broker.

Menurut fungsinya Broker/Makelar/Calo adalah orang atau badan usaha yang mempertemukan antara penjual dan pembeli. Mereka memiliki fungsi yang strategis. Sebagai perantara, peran mereka sangat besar. Mereka harus memiliki informasi komoditi yang akan ditawarkan dengan jelas dan akurat. Mereka harus merahasiakan informasi detail pada pihak pembeli sebelum terjadi deal/kesepakatan. Dan mereka pula yang memutuskan transaksi terus atau batal.
Seringkali transaksi dibatalkan pihak Broker/Makelar, karena ketidakcocokan komisi/keuntungan yang akan didapat. Hal inilah yang menimbulkan ketidakpercayaan orang awam terhadap makelar (baca broker). Mereka meragukan kredibilitas dan profesionalismenya. Mereka banyak yang kecewa disaat mereka membutuhkan keuangan secara cepat dengan menjual asetnya gagal "hanya" karena komisi yang tidak cocok. Orang awam sering merasa bahwa keuntungan yang diambil makelar/broker juga terlalu besar.

Bagaimana mengatasinya?
Jika Anda seorang Broker/Makelar :
  1. Adakan kesepakatan yang jelas dengan pihak penjual mengenai besaran komisi yang akan Anda terima, usahakan buat perjanjian tertulis.
  2. Mintakan informasi aset/komoditi yang akan Anda tawarkan secara jelas, lengkap dan benar, tidak dikurangi atau ditambah.
  3. Jaga kontak Anda dengan penjual.
  4. Cari calon pembeli yang potensial semaksimal mungkin.
  5. Adakan perjanjian dengan calon pembeli potensial mengenai kisaran harga kesepakatan, sekaligus komisinya.
  6. Jaga komitmen Anda dengan sungguh-sungguh untuk melayani tetapi menghasilkan.
Dengan cara seperti itu posisi komisi Anda akan aman dan jelas, sehingga menghindarkan diri berbagai komplain yang mungkin timbul dari penjual ataupun pembeli.
Tingkatkan kemampuan dan kelihaian negosiasi Anda, sehingga penjual ataupun pembeli memberikan komisi sebagai hak Anda dengan senyum penuh kepuasan dan rasa terima kasih.

Bagaimana tanggapan Anda?

12.01.2009

Mengapa Broker?


Posting awal ini menandakan sebagai awal kelahiran blog yang saya dedikasikan buat Broker, dengan harapan terjalin komunikasi dan komunitas Broker yang ber-etika bisnis.
Sementara ini banyak orang yang memandang rendah terhadap profesi Broker, banyak yang menolak kehadirannya, bahkan kalau kita lihat dijalan-jalan misalkan ada property yang akan dijual terpampang jelas tulisan besar dengan huruf tebal "TANPA PERANTARA" seolah-olah Broker adalah momok yang akan menghabiskan uang dari penjualan property tersebut. Kenapa?
Hal inilah yang menggerakkan saya untuk memulai menulis blog ini dengan tujuan akhir dapat meningkatkan image dan prestise Anda sebagai Broker.
Kesan awal penyebab kurangnya kepercayaan penjual untuk menggunakan jasa Broker adalah :
  1. Tidak adanya standarisasi tentang sistem komisi yang diberlakukan, semua dilakukan berdasarkan "umumnya" atau "biasanya" sekian persen dari nilai penjualan.
  2. Pelimpahan wewenang untuk menjualkan secara umum/masih banyak yang dilakukan secara lisan saja, tanpa ada perjanjian tertulis. Sehingga jika terjadi penjualan maka permasalahan yang timbul adalah besaran komisi yang akan diterima oleh Broker.
Maka dengan diterbitkannya blog ini, saya selaku pengelola mengharapkan partisipasi dari Broker sekalian untuk memberikan contoh/masukan sehingga kedepannya akan terbentuk suatu forum Broker yang berguna dalam saling tukar informasi barang & property yang akan dijual, membentuk komunikasi person to person sehingga akan terbentuk etika bisnis Broker yang saya harapkan dapat menjadi panduan bagi siapapun yang akan terjun dan berprofesi sebagai Broker.
Bravo Broker Indonesia...